Cerita Anak: Buaya dan Kerbau

Cerita Binatang Buaya dan Kerbau 

dongeng fabel anak, dongeng buaya dan kerbau, dongeng fabel kerbau dan buaya, dongeng fabel buaya, dongeng binatang buaya


Bora adalah seekor buaya yang sangat jahat, ia sering menerkam dan memakan hewan-hewan jika berada di pinggir sungai untuk mencari minum, sehingga semua hewan di hutan takut untuk mendekati sungai. Tak ada yang berani menasehatinya, selain Bora keras kepala, ia juga tak segan-segan memakan siapa pun yang berpapasan dengannya. Di pagi yang cerah, udara sangat sejuk dan pohon-pohon pun hijau bersemi. Bora sedang bersantai di pinggir sungai.
“Hahahaa, tak ada yang berani mendekati sungai ini karena mereka semua takut kepadaku” gumam Bora.
Kesombongan mulai menyelimuti diri Bora, ia merasa tak terkalahkan. Namun apa yang terjadi?, disaat si Bora sedang asyik bersantai, tiba-tiba seekor burung nuri berhenti terbang tepat di atas pohon dimana Bora bersantai.
“Hei, buaya jelek. Apa yang kamu lakukan disitu?” tanya Nuri.
“Kurang ajar kamu, Nuri. Berani-beraninya kamu bicara kasar kepadaku” jawab Bora.
Kelihatannya Bora nampak marah dengan perkataan di burung Nuri.
“Kenapa aku tidak berani?, kamu hanya buaya kusut yang jelek dan tidak punya teman” ejek Nuri.
“Hei, Nuri. Jaga ucapanmu. Awas kamu nanti akan aku makan jika kamu tertangkap” jawab Bora.
“Memang kamu bisa terbang buaya jelek..Hahahhaaa..Sini naik ke atas” ucap Nuri.
Setelah mengejek buaya, Nuri pergi sambil tertawa karena ia sudah puas membuat buaya tersinggung. Sementara itu Bora masih marah dengan ucapan Nuri.
“Awas kamu, Nuri. Tungggu pembalasanku nanti” gumam Bora.
Sementara keluarga kerbau yang sedang berpindah tempat sampai di sebuah semak dekat sungai tempat tinggal Bora. Kerbau itu memiliki anak bernama Reba.
“Akhirnya kita sudah menemukan tempat baru untuk tinggal” ucap ayah Reba.
“Iya, Ayah. Apalagi tempatnya dekat sungai. Aku bisa berenang sesuka hati” jawab Reba.
“Tapi kamu harus hati-hati nak, di sungai biasanya banyak buaya yang jahat” Nasehat ibu Reba.
Mereka mulai mendirikan tempat tinggal disana, keluarga Reba tidak tahu jika tempat itu berbahaya. Bora secara tidak sengaja lewat di semak-semak dekat tempat tinggal Reba, ia melihat ada hewan tinggal disana.

“Wah, ada mangsa ini. Tiga ekor kerbau pasti akan membuatku sangat kenyang. Tapi aku akan menunggu kesempatan yang baik untuk memangsa mereka” ucap Bora dalam hati.
Setelah tempat tinggal keluarga Reba jadi, mereka sangat haus lalu pergi ke sungai untuk mencari minum. keluarga Reba sangat lelah karena perjalanan jauh dan habis mendirikan tempat tinggal baru di pinggir sungai.
Saat Reba dan keluarganya sedang minum, secara diam-diam Bora mulai memantau dari jauh, perlahan ia berenang pelan-pelan dan mendekati Reba dan keluarganya. Mereka tidak sadar bahaya sedang mengancam mereka. Pelan tapi pasti, Bora mulai melancarkan aksinya.
Ia mendekati Reba lalu menyerangnya, Reba yang kaget mencoba menghindar, namun Bora berhasil menangkap Reba.
“Rasakan, kamu akan jadi makan siangku” ucap Bora.
“Tolong, Ayah. Tolong, Ibu. Tolong..Tolong” Teriak Reba.
Tanpa berpikir panjang, ayah Reba langsung melompat ke sungai. Ia berenang mengikuti Bora dan sedang menangkap Reba.
“Hey, kerbau bodoh. Apa kamu tidak takut aku makan juga!” teriak Bora.
“Aku tidak takut kepadamu, Anaku lebih penting dari pada aku, aku rela mengorbankan nyawaku demi anakku” jawab ayah Reba.
Tiba-tiba bora berhenti dan menyerang ayah Reba yang mengikutinya, ayah Reba pun tak mau menyerah, ia melawan Bora dengan sekuat tenaga. Nampaknya ayah Reba tak berdaya menghadapi Bora.
“Hahahahaa..Siang ini aku dapat makanan dua kerbau sekaligus” teriak Bora.
Ibu reba menangis sejadi-jadinya, nyawa keluarganya terancam. Ia teriak minta tolong namun tidak ada yang berani menolong. Ibu Reba tidak bisa berbuat apa-apa, ia hanya pasrah melihat suami dan anaknya tertangkap Bora.
Namun tiba-tiba keajiaban terjadi, Nuri dan teman-temannya datang. Ia membawa beraneka macam burung. Melihat ibu Rena tertunduk lemas, Nuri pun tak tega.
“Kami akan menolong suami dan anakmu” ucap Nuri.
“Terima kasih, aku tak akan melupakan pertolonganmu ini” jawab ibu Reba.
“Teman-teman, saatnya kita memberi pelajaran kepada buaya jahat itu” teriak Nuri.
Rombongan burung itu segera bergerak mendekati Bora, mereka mematuk-matuk si Bora dan membuat Bora kesakitan.
“Apa yang kalian lakukan, pergi, pergi dari sini” teriak Bora.
“Aduh..Sakit..Sakit..Pergi kalian dari sini” rintih Bora.
“Jika kamu tidak melepaskan kedua kerbau itu, kami akan mematukmu sampai kau terluka parah” ucap Nuri.
“Cepat lepaskan mereka atau kami akan terus mematukmu” teriak Elang.
Bora berteriak kesakitan, di sisi lain, rombongan burung itu terus menyerangnya selama Bora belum melepaskan Reba dan ayahnya.
“Baiklah, aku menyerah. Aku akan melepaskan mereka dan aku tak akan berbuat seperti ini lagi kepada hewan lainnya” teriak Bora.

Akhirnya, Reba dan ayahnya pun selamat dan rombongan burung itu berhenti mematuk Bora. Keluarga Reba mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Nuri dan teman-temannya. Dan Bora pun sadar dan kini tidak mengganggu hewan lainnya.
“Gunung yang tinggi, besar, luas dan gagah perkasapun tidak pernah bangga. Lalu kenapa engkau yang hanya sejentiknya berani sombong.”

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita Anak Pendek: Rajawali Yang Sombong Dan Elang Yang Sabar

Cerita Anak: Cerita Semut dan Merpati

Cerita Anak: Dongeng Fabel Tentang Singa